Monday, May 9, 2011

Biografi W.S Rendra

Biografi W.S Rendra  - Willibrordus Surendra Broto  Rendra atau biasa dikenal dengan W.S Rendra adalah anak dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Ayahnya adalah seorang guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa pada sekolah Katolik, Solo, di samping sebagai dramawan tradisional; sedangkan ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Masa kecil hingga remaja Rendra dihabiskannya di kota kelahirannya itu. Rendra dilahirkan di Solo, 7 November 1935. Setelah Mameluk Agama Islam WS Rendra Mengganti Namanya dengan Wahyu Sulaiman Rendra. dan Beliau mempunyai 3 orang istri diantaranya Sunarti Suwandi (Nikah 31 Mac 1959 dikurniakan lima anak: Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta. Cerai 1981), Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat (Nikah 12 Ogos 1970, dikurniakan empat anak: Yonas Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, dan Rachel Saraswati. Cerai 1979), Ken Zuraida (dikurniakan dua anak: Isaias Sadewa dan Maryam Supraba). Beliau mendapat pendidikan di Jurusan Sastera Barat Fakultas Sastra UGM (tidak tamat), kemudian memperdalam pengetahuan mengenai drama dan teater di American Academy of Dramatical Arts, Amerika Syarikat (1964-1967).

W.S Rendra
Sekembali dari Amerika, beliau mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada 1967 dan sekaligus menjadi pemimpinnya. Pada perkembangannya, Bengkel Teater dipindahkan oleh Rendra ke Depok.

Julukan si Burung Merak bermula ketika Rendra dan sahabatnya dari Australia berlibur di Kebun Binatang Gembiraloka, Yogyakarta. Di kandang merak, Rendra melihat seekor merak jantan berbuntut indah dikerubungi merak-merak betina. “Seperti itulah saya,” tutur Rendra spontan. Kala itu Rendra memiliki dua isteri, iaitu Ken Zuraida dan Sitoresmi.

Tahun 1971 dan 1979 dia membacakan sajak-sajaknya di Festival Penyair International di Rotterdam. Pada tahun 1985 beliau mengikuti Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman. Kumpulan puisinya; Ballada Orang-orang Tercinta (1956), 4 Kumpulan Sajak (1961), Blues Untuk Bonnie (1971), Sajak-sajak Sepatu Tua (1972), Potret Pembangunan dalam Puisi (1980), Disebabkan Oleh Angin (1993), Orang-orang Rangkasbitung (1993) dan Perjalanan Aminah (1997).

Karya-karya W.S Rendra
Drama
  • Orang-orang di Tikungan Jalan (1954)
  • Bip Bop Rambaterata (Teater Mini Kata)
  • SEKDA (1977)
  • Selamatan Anak Cucu Sulaiman
  • Mastodon dan Burung Kondor (1972)
  • Hamlet (terjemahan karya William Shakespeare)
  • Macbeth (terjemahan karya William Shakespeare)
  • Oedipus Sang Raja (terjemahan karya Sophokles)
  • Lisistrata (terjemahan)
  • Odipus di Kolonus (terjemahan karya Sophokles),
  • Antigone (terjemahan karya Sophokles),
  • Kasidah Barzanji
  • Perang Troya Tidak Akan Meletus (terjemahan karya Jean Giraudoux) Panembahan Reso (1986)
  • Kisah Perjuangan Suku Naga
Puisi
  • Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
  • Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta
  • Blues untuk Bonnie
  • Empat Kumpulan Sajak
  • Jangan Takut Ibu
  • Mencari Bapak
  • Nyanyian Angsa
  • Pamphleten van een Dichter
  • Perjuangan Suku Naga
  • Pesan Pencopet kepada Pacarnya
  • Potret Pembangunan Dalam Puisi
  • Rendra: Ballads and Blues Poem (terjemahan)
  • Rick dari Corona
  • Rumpun Alang-alang
  • Sajak Potret Keluarga
  • Sajak Rajawali
  • Sajak Seonggok Jagung
  • Sajak Seorang Tua tentang Bandung Lautan Api
  • State of Emergency
  • Surat Cinta
  • Pranala luar
Kegiatan Lain
  • Anggota Persilatan PGB Bangau Putih
  • Penghargaan:
  • Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954)
  • Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)
  • Hadiah Puisi dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (1957)
  • Anugerah Seni dari Departemen P & K (1969)
  • Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)
  • Hadiah Seni dari Akademi Jakarta (1975)
  • Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976)
  • Penghargaan Adam Malik (1989)
  • The S.E.A. Write Award (1996)
  • Penghargaan Achmad Bakri (2006).

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More