NAYA
Cerpen Dani Murdani
Serasa tak sanggup aku melanjutkan membaca novel kegemaranku itu karena disana di ceritakan proses melahirkan karena aku pernah mengalaminya tapi tak pernah merasakan nikmatnya menjadi seorang ibu. Bayi mungilku terenggut begitu saja dari dekapanku tanpa aku menyadari apa yang sebenarnya telah terjadi serasa baru kemarin aku menantikan si mungilku itu menghirup udara yang aku rasakan selama ini serasa baru kemarin aku terbaring merasakan sakit luar biasa pada bagian perutku menanti kehadiran si jabang bayi, serasa baru kemarin aku menanti tangis bayiku, serasa baru kemarin aku mendekapnya dalam buaianku, serasa baru kemarin aku memberinya cairan kehidupan dariku sebagai seorang ibu, serasa baru kemarin aku membelainya dengan tanganku, serasa baru kemarin aku membopongnya untuk menyentuhkan air hujan di jari mungilnya.
Serasa baru kemarin aku merasakan nikmatnya menjadi seorang ibu tapi dalam jentikan jari semua itu hilang begitu saja tanpa aku dapat mencegahnya. semudah itu aku kehilangan permata hatiku. wajah mungilnya masi tersimpan jelas dalam benakku cara dia memandangku cara dia merengek padaku cara dia merajuk akan perhatianku. jika aku dapat memutar waktu kembali dan jika reinkarnasi itu ada dan jika aku boleh memilih akan bereikarnasi sebagai apa, aku kan memilih menjadi dokter yang membantu persalinan ibuku ketika melahirkan kakak laki-lakiku dan dengan senang hati mengatakan bahwa beliau tidak dapat memiliki keturunan lagi selain kakak laki-lakiku itu sehingga aku terhindar dari terlahir sebagai pecundang seperti sekarang ini. memang kata agama yang aku anut berdosa besar jika makhluk di dunia ini menyesali keberadaannya di dunia ini tetapi jika melihat apa yang sudah aku alami selama aku menjadi penghuni dunia tak ada satupun bagian hidup ku yang pantas untuk di syukuri. dan puncaknya adalah aku sebagai seorang ibu tetapi tidak bisa merasakan nikmatnya menjadi ibu. apa arti semua ini? aku lelah menjalani hidup ini denagan semua kagagalan-kegagalanku.
Sekarang aku terdampar di tempat antah berantah dan aku juga tidak tahu akan menjadi apa aku ini dan apa lagi lelucon dari yang kuasa untuk ku. cerita hidupku tak seindah novel, cerpen, atau apapun itu yang sering aku baca selama ini. hidup yang aku lalui selama ini selalu terlibat dari satu kesulitan menuju ke kesulitan yang berikutnya. kapan aku merasakan setelah gelap terbitlah terang? andai aku berkuasa menentukan jalan hidupku sendiri aku memilih untuk tidak pernah terlahir ke dunia ini. hambatan hidup yang aku alami membuatku pesimis menjalani hidup ini dan inginku menyudahi semuanya. tapi berdosakah itu? jika betul memang dosa itu ada maka harus bagaimanakah aku? haruskah aku tetap menjalani hidup sebagai pecundang selamanya? yang aku inginkan sekarang hanya bertemu dengan buah hatiku atau setidaknya aku diijinkan untuk tahu kabarnya. aku lelah menangisinya selama empat tahun lebih belakangan ini. ingatkah dia padaku, ibunya. bilamanakah aku dapat mendengarnya memangilku ibu? sempatkah aku mendengar tawanya kembali? dapatkah kau merengkuhnya dalam buaianku lagi? sampai kapan kau harus seperti ini? sanggupkah aku menjadi seperti apa yang aku cita-citakan selama ini yaitu menjadi cerpenis yang di perhitungkan di negara ini dan hasil karyaku dibaca oleh buah hatiku kemudian kami di pertemukan karena dia mengagumi hasil karyaku dan akhirnya kami dipersatukan kembali sebagai ibu dan anak sebagai mana mestinya. apakah yang aku inginkan itu dapat tercapai? siapa yang tahu? banayak detik, menit, jam, hari, bulan, tahun yang terlewat tanpa Naya disisiku.
Betapa berat aku merindukannya tanpa tahu samapai kapan penantianku berakhir. cerita sedih tak berkesudahan yang aku alami semoga tak dialami oleh anak turunku kelak. cukup aku saja yang mengalaminya tak dapat aku bayangkan jika cerita sedihku terjadi apad keturunanku dapatkah mereka bertahan hidup di dunia yang kejam ini? salah kah aku jika meminta jangan ada manusia sepertiku terlahir di dunia ini meskipun itu terlahir dari rahimku sendiri. bukan aku meneyesali kelahiran buah hatiku tapi aku menyesali mengapa aku terlahir hingga akhirnya aku melahirkan Naya-ku dan menempatkan nya pada pososisi yang aku yakin anak manapun tak menginginkannya. maafkan aku Nay. bukan inginku semua ini. bukan maksudku menyulitkan mu Nay. akan aku lakuka segalanya untuk mendapatkan maaf mu. akan kuberikan hidupku jika itu dapat menebus kesalahanku padamu Nay. tapi ijinkan aku memperkenalkan diri sebagai ibumu walau hanya dalam mimpi. sedang apa kau sekarang Nay? apa makanan kesukaanmu Nay? apakah merah masih menjadi warna favoritmu Nay? apakah kau masih suka starwbery? masih Dora the explorerkah kartun favoritmu? masih samakah lagu kesukaanmu seperti ketika kau bersamaku Nay? sudah sebesar apa kau sekarang Nay? sepanjang apa rambut mu Nay? Naya, masih suka kah pada cuaca hujan? Naya ku, Dani kangen, Nak.
Baca Juga Cerpen Sedih yang lainnya.
0 comments:
Post a Comment