Cuplikan Naskah Monolog Rumah dan Tetesan Karya Riris K. Toha.
MENEGASKAN PADA DIRI
Ada istri yang mencincang suami dengan uang , dan aku tahu banyak saudara yang terpisah hanya karena persaingan. Inilah yangdikatakan para cendekia kegagalan rumah tangga, ketakberuntungan keluarga.
MERENUNG
Mestinya, aku adalah salah satu darinya. Ibu gagal karena tak bisa mengurus anak, tak sanggup mengatur belanja dan memolisi rumah tangga
Inu rumah tangga. Ini lagi.
SEOLAH MEMAHAMI
Ibu yang harusmu tinggal di rumah dan suaminya pergi ke luar. Ibu yang wajib mengurus dan menemani anak-anaknya, memandikan dan mengobatinya kalau terluka. Terus terang, aku menampar dan melempar anak yang menangis. Aku terganggu kebisinganya.
TERSADAR
Bukankah aku ibu dirumah yang harus tenang? Mungkin itulah sebabnya aku dimasukkan ke dokter dalam kategori ibu rumah yang kalah. Karena tak kuasa memahami anak. Gapang panik kala suami terlambat pulang. Ih, enentu ,yang lebih tahu, dan suka berkata tanpa periksa.
KEPADA PENONTON
Ini,satu contoh yang aku berikan pada dokter waktu itu. “sekali aku sedang bekerja tak perlu kamu tanya apa dan bagaimana Si Amat merengek minta ke belakang. Lalu tanganku menunjuk tempat ke mana ia harus mengantar kepentingannya itu. Dia ingin ku antar sendiri. Sehingga mulailah dia merengek. Rengekannya menjengkelkan, namun kepalaku tetap menekuni pekerjaanku sendiri, dan tak peduli pada tangisannya. Setelah lama-kelamaan suaranya menghilang, akupun lega. Tetapi di tengah bekerja dan berpikir, tiba-tiba bau kotoran memenuhi ruangan dan tentu saja aku naik pitam. Kataku. Siapa yang menyuruh kamu berak di celana ? jawabannya lirik : “Ibu”
Disitulah aku tersadar. Rupanya hentakan tanganku yang keras dan tegang telah mengingatkannya pada dongeng sebelum tidur yang pernah kuperagakan asal-asalan.
Download Naskah Monolog Rumah dan Tetesan : Disini
0 comments:
Post a Comment