Cuplikan Naskah Monolog Gol Karya Dadi Reza Pujiadi
Seperti apa orangnya? Mana saya tahu. Saya kan tidak pernah ke pangkalan. Yang pasti, abang bisa lari terbirit-birit bila dengar siapa saja cerita orang itu. Dan hari ini, kabar itu datangnya dari Asmuni. Aku lihat abang lari ketakutan. Blengak-blengok seperti anak babi kesasar. Apa saja ditabrak. Lalu masuk ke dalam kamar.
Saya dengar dari mulut ke mulut, abang pernah sesumbar kepada semua anggota ojek, abang pernah janji dengan orang itu. Janji apa? Apa benar bang Iban pernah berjanji? Jangan-jangn abang yang undang dia datang ke rumah ini. Tapi abang memang tidak mau bertemu. Jadi abang sembunyi? Sekarang abang ada di dalam. Sembunyi, di bawah tempat tidur. Malah kalau tidak saya larang, tadi dia sempat mau masuk ke lemari.
Saya sedih, kok bisa jadi begini. Padahal saya sudah bilang. Sudah saya ingatkan. Jangan takut! Abang kan tidak salah? Memangnya abang habis malingin rumah orang itu? Abang punya hutang sama dia? Lah kan bukan. Kenapa harus takut. Kita hanya boleh takut sama yang di atas. Yang kasih kita napas. Yang kasih hidup dan pelihara kita. Hadapi dia! Hadapin! Tanya, kapan saya pernah berjanji sama kamu? Kenapa kamu selalu bikin takut saya? Keturunan setan belang ya? Punya uka-uka ya?
Kalau abang sembunyi. Ngumpet. Mana selesai masalahnya. Malah berabe kalau orang itu tahu abang takut. Orang itu malah menganggap dirinya menang. Wah repot, kalau-kalau kita membiarkan orang yang ingin memanfaatkan kita, berada di atas angin. Bisa berbuat semaunya. Siap-siap habis itu kita diinjek, diplintir, dilipat-lipat. Abang tidak maukan?
Saya bukan menakut-nakuti abang. Justru saya ingin menolong abang. Apa benar orang itu ajak abang kongkalikong? Ajak kerjasama? Abang tidak maukan? Bilang terus terang, semua pengurus dan anggota sudah sepakat, tidak mau membeli motornya. Tidak selera.lagipula kita tidak mau berurusan denga calo. Kita hanya percaya pada sumber yang jelas. Kan beres! Habis itu juga dia bengkok, kapok kejar-kejar lagi.
Kalau dia masih. Itu namanya pemaksaan. Laporkan ke pak Ramli! Beliau kan ketua GOL. Anggota koramil yang bekingin grup, biar pak Ramli yang urus. Jadi abang tidak perlu main umpet-umpetan sama orang itu. Tapi abang malah ngelak. Habis bagaimana, Tin? Justru pak Ramli yang suruh orang itu datang ke rumah, temuin abang. Oh, jadi salah dong saya, saya masih berpikir abang yang undang itu calo kemari. Pak Ramli memang keterlaluan. Dia kira kalau namanya sudah disebut, orang langsung takut, langsung mengiyakan. Memangnya dia Undang-Undang Dasar apa? Kita bisa setuju tawaran itu calo, kalau semua juga setuju.
Download : Naskah Monolog Gol
0 comments:
Post a Comment