Cuplikan Dialog Naskah Drama Singa Podium Karya Wisran Hadi
WANITA
Kau harus tahu. Empat orang ahli sudah memperbaiki sebelum kamu membacanya. Teruskan sampai selesai.
EMSI
Baiklah. Tapi, (Melihat Abu Tausi Jaiha muncul tiba-tiba) Alhamdulillah. Abu Tausi Jaiha. Hadirin dan hadirat. Yang kita tunggu-tunggu kini telah datang. Singa podium telah berada di depan mata.
WANITA
O, si bapak..E, Pak Abu kan? Yang datang beberapa kali ke rumah meminta sumbangan untuk masjid… masjid apa ya? Apa Pak Abu juga menerima undangan menghadiri acara Ulang Tahun Organisasi Perempuan sekarang ini?
EMSI
Wah..wah. Jadi bukan suami Bu Bida?
WANITA
Suami saya? Uh! Apa boleh wanita bersuami dua? Gila kamu! (pada Abu Tausi Jaiha) Pak Abu akan memberikan ceramah agama dalam acara ini atau hanya membaca doa penutup saja?
EMSI
Bu Bida. Maaf, maaf. Di sini bukan acara Ulang Tahun Organisasi Perempuan.
WANITA
Ah! Acara apa ini? Hari ini adalah hari Ulang Tahun Organisasi Perempuan se Dunia bukan? Di mana-mana diperingati dengan meriah.
EMSI
Di sini acara Ceramah Umum Luar Biasa, bu Bida.
WANITA
Apa sudah mendapat izin? Kenapa saya tidak diberitahu sejak tadi?
EMSI
Tapi bu Bida mengakui sebagai istri Abu Tausi Jaiha, tentu saya membiarkan untuk mewakili beliau.
WANITA
Bodohnya! Tadi kau hanya menyebutkan ibu kan istrinya, tidak pernah kau katakan apa-apa lagi. Abu Tausi Jaiha kah, Abu Hurairah kah, Abu Jahal kah, Abu Lahab, Abu abuan atau Abu di atas tunggul sekalipun.
Emsi, kau bisa ditangkap kalau suka mempermainkan istri pejabat! Uh! Tampang keren otak senewen! (mengemasi barang-barangnya) Pir! Sopir! Cepat bawa tasku. Aku salah mimbar. (Ke luar dengan tenang).
EMSI
Maaf Pak Abu. Semuanya kini sudah campur baur. Salah alamat dianggap sudah biasa. Salah langkah juga sudah dibiasakan. Salah kamar selalu disukai. Tapi salah mimbar jika jadi kebiasaan, kita akan susah nanti membedakan mana yang khotbah Jumat dan mana yang pidato penjual obat. Pak Abu. Mimbarnya kini sudah kosong. Dipersilahkan pak.
0 comments:
Post a Comment